Kemenperin Akan Berlakukan PPnBM Secara Bertahap, Ini Deretan Mobil Baru yang Bebas PPnBM Mulai Maret Mendatang

Grahanusantara.co.id, Jakarta – Pemerintah akan memberlakukan usulan relaksasi Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) mobil baru dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Pembebasan PPnBM bakal dilakukan secara bertahap selama 2021.

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan resmi menyampaikan bahwa pemerintah menyiapkan insentif penurunan PPnBM untuk kendaraan bermotor pada segmen kendaraan kurang dari 1.500 cc yaitu untuk kategori sedan dan 4×2 sebagaimana diusulkan Kemenperin, dikutip Antara.

Skenarionya adalah PPnBM sebesar 0% pada Maret-Mei, lalu PPnBM 50% pada Juni-Agustus, dan terakhir PPnBM sebesar 25% di akhir tahun September-November.

“Dengan skenario relaksasi PPnBM dilakukan secara bertahap, diperhitungkan dapat terjadi peningkatan produksi yang akan mencapai 81.752 unit,” kata Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (11/2/2021).

Airlangga juga mengatakan jika PPnBM mobil 0 persen karena pemerintah ingin meningkatkan pertumbuhan industri otomotif dengan TKDN kendaraan bermotor di atas 70 persen.

Dengan demikian, insentif untuk mobil baru tersebut bisa menjangkau model-model seperti Low MPV (Avanza, Xenia, Mobilio, Xpander Cross, Ertiga dkk), Low SUV (Terios, Rush, Xpander Cross, BR-V), dan sedan Toyota Vios. Namun untuk LCGC (Ayla, Agya, Brio Satya, Calya, Sigra, dan Karimun Wagon R), tidak akan berdampak, lantaran mobil murah tersebut saat ini sudah mendapatkan keistimewaan PPnBM 0 persen, dan mulai Oktober 2021 LCGC akan kena PPnBM sebesar 3% dari sebelumnya 0%.

Memang mobil (4×2) bawah 1.500 cc menyumbang angka hampir setengah penjualan. Berdasarkan data Wholesales, kontribusinya sebesar 213.146 unit atau sekitar 40,6 persen dari total penjualan tahun lalu.

Ditambahkan Airlangga, pulihnya produksi dan penjualan industri otomotif akan bisa membawa dampak luas bagi sektor industri lainnya di luar otomotif. Termasuk di antaranya industri bahan baku yang berkontribusi sekitar 59 persen dalam industri otomotif.

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian mengusulkan relaksasi PPNBM kendaraan bermotor karena industri otomotif merupakan salah satu sektor manufaktur yang terkena dampak pandemi COVID-19 paling besar.Industri pendukung otomotif, lanjut Airlangga, menyumbang lapangan kerja bagi lebih dari 1,5 juta orang dan kontribusi PDB sebesar Rp700 triliun.

“Harapannya dengan insentif yang diberikan bagi kendaraan bermotor ini, konsumsi masyarakat berpenghasilan menengah atas akan meningkat, meningkatkan utilisasi industri otomotif dan mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama tahun ini.” kata Airlangga yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian pada 2016-2019.