Akibat Pandemi Covid-19, Orderan lampu Lampion di Malang Saat Imlek Tahun Ini Menurun

Grahanusantara.co.id, Malang – Tak seperti biasanya, suasana kampung lampion di Jalan Juanda, Kota Malang, tampak sepi tahun ini. Biasanya, para perajin sibuk dan bergelut dengan banyak lampion di sekitarnya saat Tahun baru Imlek.

Namun karena kondisi pandemi COVID-19 dan adanya pembatasan perayaan tahun baru imlek, omzet perajin lampion menurun hingga 75 persen.

Salah satu perajin lampion kampung Juanda, Ahmad Syamsuddin mengaku, tahun ini bisa dikatakan menjadi tahun yang berat, bagi dirinya dan perajin lain. Sejak awal pandemi, penjualan lampion merosot drastis. Momen tahun baru imlek yang biasanya banjir pesanan, kini sepi.

“Tahun ini, karena Corona, pesanan lampion sepi, pesanan turun sampai 75 persen,” terang Ahmad ditemui wartawan di rumahnya, Jumat (12/2/2021).

Menurut Ahmad, pesanan rutin sampai menjangkau luar negeri kini pun terhenti. Jika tahun lalu, tiap perajin bisa mengerjakan hingga 60 ribu lampion. Kini, pesanan merosot tajam hingga 75 persen atau hanya 1.500 lampion saja. Padahal, pembuatan lampion, sudah dimulai sejak November tahun lalu.

“Rutin setiap tahun, kita kirim ke Italia. Tapi kini berhenti. Tahun lalu, sampai bisa membuat 60 ribu lampion, sekarang hanya 1.500 lampion saja,” terangnya.

Sementara Umar (40), salah satu pembeli lampion Juanda mengungkapkan dirinya membeli lampion untuk menghiasi ornamen di sekitar tempat tinggalnya saat imlek. Meski jumlah pembeliannya kini berkurang, dibanding perayaan imlek tahun sebelumnya.

“Lampion Juanda memiliki kualitas bagus, warna tidak gampang pudar. Jadi saya selalu beli di sini walaupun belinya tak sebanyak tahun-tahun lalu,” jelas Umar terpisah.

Perajin lampion di Juanda ini mematok harga rata-rata Rp 30 ribu/lampion. Ada beragam jenis lampion yang dibuat para perajin. Salah satunya seperti tipe kapsul hingga bola