Begini Alasan Mengapa Genose Belum Boleh dijual Perorangan dan Rumah Tangga

Grahanusantara.co.id, Jakarta – Lantaran membutuhkan protokol khusus, GeNose tidak dijual ke rumah tangga, termasuk lewat e-commerce.Alat deteksi Corona GeNose C-19 ditargetkan sudah terdistribusi ke pelayanan medis, fasilitas publik dan pemerintahan hingga akhir Februari 2021.

GeNose C-19 adalah buatan Universitas Gadjah Mada (UGM). Dikenal akan kepraktisannya, alat ini hanya membutuhkan waktu 3 menit untuk menunjukkan ada atau tidaknya infeksi Corona melalui hembusan napas.

Harganya pun relatif murah, dibanderol sekitar Rp 20 ribu per orang untuk sekali cek.

Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM Dr Hargo Utomo menjelaskan, prioritas target penjualan GeNose adalah layanan kesehatan seperti rumah sakit. Selanjutnya, fasilitas umum dan layanan pemerintahan yang rawan keramaian.

Alat ini sebenarnya bertujuan untuk mitigasi. Dengan begitu, sasaran penjualannya adalah tempat dan industri yang ramai agar tidak menjadi tempat penyebaran virus.

“Ini adalah alat mitigasi sehingga target utamanya adalah layanan kesehatan. Kedua, layanan publik dan govermental yang di dalamnya ada kementerian, perhubungan, atau kampus dan sekolah yang memerlukan mitigasi. Ketiga, kepentingan korporasi yang punya crowd seperti industri-industri yang memerlukan mitigasi,” jelas Hargo, Rabu (3/2/2021).

tes Corona GenoseSeorang pengguna jasa KA menunjukkan hasil tes Corona dengan Genose Foto: Humas UGM

Mengacu pada fungsi tersebut, GeNose C-19 tidak ditargetkan untuk dijual ke rumah tangga atau perorangan. Pasalnya, penggunaan alat membutuhkan protokol khusus.

Distribusi ke pelayanan kesehatan dan fasilitas publik pun harus didampingi pelatihan terkait cara penggunaan dan pengolahan limbah medis.

“Belum ada rencana jangka pendek untuk mendistribusikan alat ini ke perorangan atau rumah tangga karena membutuhkan protokol, dilatih operasi penanganannya, handling-nya, dan pembuangan limbahnya. Kalau pembuangan limbah tidak dipedulikan bisa berbahaya,” imbuhnya.

Hargo turut menegaskan, masyarakat harus berhati-hati menanggapi alat GeNose C-19 yang kini banyak diperdagangkan di e-commerce. Selain berpotensi penipuan mengatasnamakan UGM, alat ini juga bisa berbahaya lantaran tidak dibekali protokol penggunaan yang benar.

Hargo menambahkan, distribusi GeNose C-19 ke pelayanan kesehatan, fasilitas pubik, dan layanan pemerintahan ditargetkan sudah terlaksana sampai akhir Februari 2021. GeNose C-19 akan digunakan dalam soft launching di Stasiun Pasar Senen, Jakarta dan Stasiun Tugu Yogyakarta pada Jumat ini (5/2/2021).