Munculnya Varian Baru Virus Corona, Ini Penyebabnya!

Grahanusantara.co.id, Jakarta – Berbagai media nasional dan internasional melaporkan kemunculan varian baru virus corona pada Desember 2020 lalu.

Varian virus corona ini pertama kali ditemukan di Inggris dan mendorong peningkatan penularan penyakit. Peristiwa ini tentu membuat seluruh negara khawatir.

Varian virus terjadi jika ada perubahan (mutasi) pada gen. Stuart Ray, M.D., wakil kedokteran untuk integritas dan analitik data, mengatakan bahwa sifat virus RNA seperti virus corona yang berevolusi dan berubah secara bertahap. Perbedaan geografis cenderung menghasilkan varian yang berbeda secara genetik.

Mutasi pada virus, termasuk virus corona yang menyebabkan pandemi COVID-19, bukan hal baru atau tidak terduga. Semua virus RNA bermutasi seiring waktu. Hal ini mirip dengan virus flu yang sering mengalami perubahan struktur genetik. Itulah sebabnya, dokter menyarankan setiap orang mendapatkan vaksin flu baru setiap tahunnya.

Ray dan rekan sesama peneliti, melihat beberapa varian virus corona yang berbeda dari versi yang pertama kali terdeteksi di China. Dia mencatat bahwa satu versi mutasi dari virus corona terdeteksi di tenggara inggris pada September 2020.

Varian itu sekarang dikenal sebagai B.1.1.7, dengan cepat menjadi versi paling umum dari infeksi virus corona yang menyerang di Inggris. Hal ini terhitung sekitar 60 persen dari kasus COVID-19 baru pada bulan Desember 2020. Varian lain juga muncul di Afrika Selatan, Brasil, California, dan daerah lain.

Peristiwa mutasi virus corona membuat sifat dan karakteristiknya berbeda dari virus induk atau virus awal. Ada yang lebih cepat menular, ada yang memiliki tingkat keganasan lebih lemah dan sebagainya.

Misalnya, strain virus baru corona yang ditemukan di Inggris, Jepang, Afrika Selatan, dan Brasil. Varian baru ini terjadi bisa terjadi di mana saja, termasuk di Indonesia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan varian virus baru ini 50 hingga 70 persen lebih menular daripada aslinya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, varian baru virus corona di Inggris sudah terdeteksi di 60 negara. Dibanding minggu lalu, jumlah tersebut bertambah 10 negara.

Varian baru virus corona juga menjadi perhatian khusus dan kekhawatiran pakar epidemiologi Indonesia dari Griffith University, Dicky Budiman. Dicky menyampaikan kekhawatirannya akan timbulnya strain baru “made in Indonesia” yang akan memperburuk situasi pandemi di negara ini.

Hal itu ia sampaikan ketika membahas penuhnya fasilitas rumah sakit di sejumlah kota di Indonesia saat kasus infeksi virus corona terus meningkat. Kemunculan strain virus baru di Indonesia bukan masalah akan muncul atau tidak. Namun, hal ini hanya menjadi masalah waktu.

Kemunculan varian baru virus corona diawali dari tidak terkendalinya kondisi pandemi. Saat penanganan dan penyebaran virus tidak sebanding, maka banyak pihak yang kewalahan. Nah, saat itulah infeksi semakin banyak.

“Semakin banyak orang terinfeksi, artinya semakin banyak virus. Semakin banyak virus menginfeksi manusia artinya dia semakin banyak yang bereplikasi di dalam tubuh manusia,” jelas Dicky.

Itulah yang perlu diketahui mengenai penyebab munculnya varian baru virus corona. Tentunya hal ini dapat menambah kekhawatiran di tengah pandemi yang belum kunjung berakhir.

Usaha pencegahan dengan mematuhi protokol kesehatan harus tetap berlanjut hingga semua orang mendapatkan vaksin, meskipun setelahnya. Tampaknya untuk saat ini mematuhi protokol kesehatan adalah cara terbaik untuk pencegahan untuk melindungi diri, keluarga, dan orang terdekat.