Penundaan Pemasokan Vaksin Oleh AstraZeneca, Uni Eropa Minta Klarifikasi

Grahanusantara.co.id, Jakarta – Para pejabat Uni Eropa hari Senin (25/01) mengadakan pertemuan khusus dengan jajaran direktur AstraZeneca untuk meminta klarifikasi, setelah produsen obat itu mengabarkan penundaan pemasokan vaksin COVID-19 ke Uni Eropa karena masalah kapasitas produksi.

“Kami ingin kontrak kami dipenuhi sepenuhnya,” kata Komisaris Kesehatan Stella Kyriakides dan menuntut agar perusahaan segera “memberi jawaban atas masalah penting” tentang penundaan pengiriman vaksin yang mundur dari jadwal yang disepakati. “Jadwal baru ini tidak dapat diterima oleh Uni Eropa,” katanya lagi.

Pejabat Uni Eropa mengklaim punya hak kontraktual untuk meneliti data-data perusahaan dan memverifikasi nomor produksi guna menelusuri pengiriman vaksin.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dilaporkan telah berbicara dengan bos AstraZeneca Pascal Soriot sebelum pertemuan tersebut untuk mengingatkannya tentang komitmen perusahaannya.

Seorang juru bicara perusahaan mengatakan Soriot meyakinkan von der Leyen bahwa AstraZeneca melakukan semua yang bisa dilakukan untuk mengirimkan vaksin.

Uni Eropa mengatakan, bulan Agustus lalu telah dilakukan pembayaran dimuka sebesar 336 juta euro (Rp 5,7 triliun) kepada AstraZeneca untuk menjamin pemasokan 300 juta dosis vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca bersama Universitas Oxford di Inggris.

Pejabat Uni Eropa mengatakan Uni Eropa hanya akan menerima 31 juta dosis vaksin. AstraZeneca mengatakan, pemasokan awal memang lebih rendah daripada yang diperkirakan semula, “karena penurunan output di lokasi manufaktur dalam rantai pasokan kami.”

Lokasi manufaktur yang dimaksud adalah pabrik vektor virus Belgia yang dioperasikan oleh perusahaan mitra Novasep. Perusahaan menerangkan, produksi vektor virus rumit dan memakan waktu dan proses pembuatan vaksin “memerlukan pengendalian banyak variabel”.

Namun, anggota parlemen Uni Eropa Peter Liese dari Jerman mengatakan, itu bukan alasan untuk penundaan, dan menyebutnya hanya “usaha pembenaran.” Harus dipertanyakan. Dia mengingatkan ada kemungkinan penalti keuangan, mengingat skala penundaan cukup luas. Uni Eropa juga khawatir bahwa dosis yang sudah dipesannya dialihkan ke bagian lain dunia.

“bahwa ada kesulitan dalam rantai pasokan Uni Eropa, tetapi di tempat lain semuanya lancar.. tidak ada masalah untuk mendapatkan vaksin itu di Inggris,” katanya.

“AstraZeneca secara kontrak diwajibkan untuk berproduksi sejak awal Oktober, dan tampaknya mereka akan mengirimkannya ke belahan dunia lain, termasuk Inggris, tanpa penundaan,” kata Peter Liese.

Uni Eropa belum mengizinkan penggunaan AstraZeneca dan izin itu diharapkan keluar akhir Januari. Pemasokan vaksin AstraZeneca gelombang pertama untuk Uni Eropa dijadwalkan pada 15 Februari mendatang.