Curah Hujan Tinggi, Pemprov DKI Jakarta Siapkan Pencegahan Banjir

Grahanusantara.co.id, Jakarta – Juaini Yusuf selaku Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta mempersiapkan mitigasi bencana banjir Jakarta setelah BMKG mengeluarkan peringatan potensi hujan ekstrem hingga Februari.

“Kami sudah mencermati peringatan dini hujan ekstrem dari BMKG hingga puncak musim hujan tahun ini,” kata Juaini saat dihubungi, Rabu, 20 Januari 2021.

Dinas Sumber Daya Air melakukan sejumlah upaya untuk meminimalisir potensi banjir dengan program gerebek lumpur hingga menguras saluran mikro maupun makro dan penghubung. Pemprov DKI Jakarta juga memonitor kesiapan pompa di 178 lokasi. Seluruh pompa yang berjumlah 478 unit kini semuanya sudah berfungsi dengan baik.

Pemprov DKI Jakarta juga menyiapkan 19 unit pompa mobile yang baru dibeli tahun lalu untuk ditempatkan di lokasi rawan banjir. Pompa mobile itu mempunyai daya sedot air mencapai 500 meter kubik per detik.

Untuk wilayah yang sulit dijangkau kendaraan besar, Dinas SDA menyiapkan 65 pompa apung dengan kekuatan 60 liter per detik. “Pompa apung disiagakan untuk lokasi rawan genangan yang sulit diakses pompa mobile kami. Pompa ini cukup digotong dua orang untuk masuk kampung.”

Hingga kini, Pemprov DKI Jakarta masih terus membangun sumur resapan. Tahun ini sumur resapan difokuskan di lahan aset pemerintah seperti kantor kelurahan, kecamatan, puskesmas, taman dan badan jalan.

“Kami juga membuat sumur olakan di beberapa lokasi seperti di Jalan Ahmad Yani, Jakarta Timur, dan Pesing, Jakarta Utara,” ujarnya. “Sumur olakan baru beberapa saja dibangun karena butuh lahan yang lebih besar.”

Juaini melanjutkan pemerintah juga masih melakukan normalisasi situ dan sungai. Saat ini ada lima waduk yang dinormalisasi, yakni Waduk Rambutan, Cimanggis, Brigif, Lebak Bulus, Cimanggis dan Pondok Rangon. “Semua program penanggulangan banjir masih terus berjalan. Bahkan sejak tahun kemarin.”

BMKG telah mengeluarkan informasi peringatan dini hujan ekstrem di Jabodetabek pada puncak musim hujan. Deputi Bidang Klimatologi Herizal menjelaskan, sebagian besar wilayah terutama Jawa, Bali, Sulawesi Selatan hingga Nusa Tenggara saat ini telah memasuki puncak musim hujan yang diperkirakan akan berlangsung hingga Februari 2021.