Cara Menabung Dari Gaji 5 Juta dengan Tanggungan Anak dan Hutang

Grahanusantara.co.id, Jakarta – Banyak hal yang membuat seseorang sulit maupun ogah menabung. Mulai dari gaji kecil, biaya hidup atau pengeluaran besar, gaya hidup yang mahal, sampai alibinya karena malas. Menabung, sesuatu yang mudah diucapkan, tetapi sulit dilakukan. Toh faktanya, masih ada saja yang susah sekali menyisihkan dan menyimpan uang. Sebetulnya kalau niat menabung, gaji atau penghasilan berapapun pasti dijabanin. Sebaliknya, pendapatan besar sekalipun, bila tidak ada keinginan menabung, tetap saja tidak akan pernah terwujud.

Menabung kerap dianggap sebagai kegiatan tidak penting untuk dilakukan. Hanya buang-buang waktu. Padahal manfaat menabung akan terasa di masa tua.

Mungkin dari Anda ingin sekali bisa menabung, tetapi bingung harus memulai darimana. Atau tidak tahu caranya, bahkan berapa besar uang yang mesti dialokasikan setiap bulan.

“Gaji per bulan Rp 5 juta. Punya 1 istri dan 2 orang anak balita. Ada kewajiban membayar cicilan KPR subsidi sebesar Rp 1 juta dan kredit mobil bekas dengan angsuran Rp 1 juta per bulan.”

1. Ubah pola pikir
Orang kalau gaji kecil, sudah malas menabung. Bagaimana tidak? Yang pertama dipikirkan, gaji pas-pasan, memangnya bisa nabung? Buat jajan anak saja kurang. Pola pikir yang seperti ini mesti diubah. Biarpun gaji kecil, bukan jadi halangan Anda untuk menabung. Menabung harus jadi bagian dari ‘kamus hidup’ Anda, terutama dalam mengatur keuangan. Bukan malah menganggap jika nanti menabung, uang belanja berkurang. Kalau duit berkurang, pengeluaran makin sedikit.
Itu salah besar. Sebab menabung memang butuh pengorbanan. Namun percayalah tidak ada pengorbanan yang sia-sia. Hasilnya bisa Anda petik suatu saat nanti.

2. Tetapkan Tujuan Menabung
Hidup tanpa tujuan, seperti berjalan tanpa arah. Sama seperti menabung. Jika tanpa tujuan, Anda tidak akan pernah melakukannya. Dalam kasus ini, Anda harus menetapkan tujuan menabung. Misal untuk biaya pendidikan 2 orang anak. Sudah mulai harus dipikirkan dari sekarang. Mumpung anak Anda masih balita, belum terlalu banyak kebutuhan.
Kalau ada tujuan untuk apa menyisihkan uang, Anda akan punya semangat untuk mewujudkannya. Apalagi demi masa depan anak.

3. Buat Target Menabung
Bila sudah punya tujuan menabung, langkah berikutnya adalah tetapkan target menabung. Misalnya, dalam 2 tahun ke depan, 1 anak Anda akan masuk TK. Butuh biaya untuk uang pangkal, seragam, buku, SPP, total Rp 5 juta. Berarti Anda harus menabung paling sedikit sekitar Rp 200 ribuan per bulan untuk mencapai jumlah tersebut. Jika kurang dari itu, maka target menabung Anda bakal meleset.

4. Mulai Rencanakan Alokasi Anggaran
Bila sudah bertekad menabung, maka harus ada pengeluaran yang dikorbankan. Dalam hal ini, Anda harus tahu mana kebutuhan dan mana keinginan. Misal, gaji Rp 5 juta setelah dikurangi cicilan KPR dan kredit mobil @ Rp 1 juta, tersisa Rp 3 juta. Berarti Anda harus mulai mengatur keuangan. Tidak perlu harus saklek mengikuti rumus dasar mengatur keuangan.
Anda dapat membuat aturan sendiri. Dari sisa Rp 3 juta ini, Anda atur lagi. Sebesar Rp 60% atau Rp 1,8 juta untuk konsumsi pribadi seperti makan, bayar tagihan listrik dan air, beli popok. Sebesar 20% atau Rp 600 ribu untuk tabungan. Kemudian sebesar 5% atau Rp 150 ribu jatah jajan anak. Sedangkan sisanya 15% atau Rp 450 ribu dapat digunakan untuk dana darurat atau biaya tak terduga lain.

5. Sisihkan, Bukan Disisakan
Kalau dilihat alokasi di atas sebesar 20% lebih besar dari target menabung. Tak apa, lebih besar, lebih baik toh. Bisa untuk persiapan tabungan pendidikan anak ke-2.
Nah, kebanyakan orang menabung bukan dengan cara menyisihkan uang di awal, setiap kali menerima gaji. Tetapi justru sisa gaji. Cara paling tepat untuk menabung adalah menyisihkan uang. Jadi, begitu Anda menerima gaji, langsung disisihkan 20%-nya. Jangan menunggu sisa gaji. Bisa-bisa malah tidak ada sisa, dan gagal menabung.

6. Buka Rekening Tabungan Khusus atau Investasi
Supaya uang simpanan tidak diganggu gugat, buat rekening terpisah. Anda dapat menabung dengan membuka rekening tabungan di bank atau ditempatkan pada produk investasi, seperti reksadana, emas, surat utang negara, maupun deposito.
Yang pasti, investasi menawarkan imbal hasil atau keuntungan lebih tinggi dibanding produk tabungan. Imbal hasil investasi mampu mengalahkan laju inflasi.
Meski demikian, kegiatan investasi pasti ada risikonya. Baik risiko rendah, sedang, maupun tinggi. Sementara tabungan lebih aman karena dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan likuid, dapat dicairkan kapan saja.

7. Hindari Gaya Hidup Konsumtif
Menabung sudah jadi skala prioritas Anda. Maka, komitmen dan disiplin menyisihkan uang setiap bulan. Hindari gaya hidup konsumtif agar rencana keuangan yang sudah Anda buat tidak berantakan.
Anda pun dapat mengajari anak hidup berhemat. Membeli sesuatu yang benar-benar dibutuhkan, bukan diinginkan.

8. Cari Penghasilan Tambahan
Terkadang apa yang sudah direncanakan, tidak sesuai kenyataan. Misal jika terjadi kenaikan bunga kredit, Anda terpaksa harus membayar cicilan lebih besar, maka jangan korbankan alokasi menabung Anda.
Lebih baik pangkas pengeluaran lain yang masih bisa ditunda atau mencari kerja sampingan untuk mendapat penghasilan tambahan. Misal freelancer, ojek online, jadi reseller atau pekerjaan halal lainnya.

Mulai sekarang jangan sepelekan menabung. Anda harus paham bahwa menabung punya manfaat sangat besar, terutama bagi masa depan keuangan. Menabung sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Asal tekun dan rajin menabung, masa depan keuanganmu dijamin cerah.