Bantuan Korban Banjir Di Jember Hanya Simbolis

Grahanusantara.co.id – Bantuan terhadap korban banjir di Pesantren Ma’had Baitul Ilmi, Kelurahan Mangli, Kecamatan Kaliwates, Jember, Jawa timur, sedang ramai-ramainya di bicarakan dikalangan masyarakat, khusunya masyarakat Jember.

Seperti yang kami himpun dari kompas, pasalnya bantuan dari pemda yang berupa selimut dan kasur tidak sesuai dengan janjinya, dari 18 belas yang di janjikan. Tetapi yang derikan hanya 2 buah.

Kejadian banjir ini dibenarkan oleh pengasuh Ma’had Baitul Ilmi, Mastur, kepada kompas, Jumat (14/2)

“Kajadian banjir pada jumat (6/2) lalu, paginya saya cek asrama”, Ungkap Mastur

Mastur juga menuturkan, pada saat dia datang ke asrama, warga sudah ramai karena ada kunjungan Bupati Jember Faida. Menurut Mastur, setelah berdialog dengan warga, ada pembagian bantuan pada korban banjir. Bantuan itu berupa kasur, selimut dan juga bahan-bahan pokok.

“Ditanya berapa penghuni asrama ini, saya bilang 18 santri. Beliau (Faida) mengatakan, kalau gitu kasih satu-satu (selimut dan kasur),” lanjut Mastur.

Perintah memberikan bantuan ini  kepada santri yang menjadi korban banjir itu juga disaksikan oleh pemerintah daerah lainnya, seperti camat, lurah, RW dan RT.

“Lalu diserahkan bantuan secara simbolis, ada 2 dus sembako, 5 selimut dan 5 kasur, saya hitung ada lima,” jelas Mastur.

Setelah selesai penyerahan secara simbolis, ada salah satu petugas yang datang menyampaikan bahwa bantuan itu akan ditarik kembali untuk sementara.

“Saya tanya kenapa, ini katanya akan diserahkan secara serentak oleh kelurahan, sesuai data yang diajukan. Katanya begitu,” tanya Mastur.

Pihak pengurus Ma’had pun dengan terpaksa mengembalikan bantuan-bantuan tersebut. Mereka juga berharap, bantuan kasur dan selimut sebanyak 18 buah itu, sesuai jumlah santri yang terdampak banjir.

“Karena waktu itu asrama ada yang jebol dan digenangi air. Kalau ada kasur, kami sudah tenang,” tutur mastur

Mastur menyampaikan, bahwa bantuan-bantuan, seperti kasur, bantal yang ditarik ulang itu tidak dikirim lagi. Baru setelah menjelang tiga hari, para santri yang menjadi korban banjir mengambil bantuan-bantuan tersebut di RW setempat.

“Diserahkan dua kasur, dua selimut, cuma itu,” Jelasnya.

Pihak RW berdalih, pemberian ini hanya dua kasur dan selimut karena yang terdampak banjir tidak hanya di Ma’had.

“Katanya ada pemerataan, kami hanya dapat dua. Ini tidak cukup, padahal dijanjikan 18,” ujar Mastur.

Sementara, setelah dikonfirmasi Asrah Widono, Camat Kaliwates, mengatakan, bantuan yang berkurang itu, karena karena kesalahan data dari pihak kelurahan.

”Informasinya tidak lengkap kemarin, di datanya Pak Lurah tidak sampai detail,” ucap Asrah.

Asrah juga menyarankan, agar pengurus pondok memberi tahu kepada kelurahan, agar diusulkan pemberian bantuan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember.

“Saya pikir kemarin dikasihkan semua yang 18 itu,” tutup Asrah. (*)