Perjalanan Karier Fairuz A. Rafiq

Grahanusantara.co.id, – Beberapa waktu lalu nama Fairuz A. Rafiq sempat naik daun akibat kasus ikanasin yang menyebar luas. Pasalnya, kasus yang berawal dari video vlog perbincangan mantan suaminya itu diunggah oleh salah satu akun Youtube Pablo Benua.

Merasa nama baiknya dicemarkan, Fairuz A. Rafiq tak terima dan melaporkan trio ikan asin ke pihak yang berwenang. Setelah proses pertikaian yang berlangsung sengit dan alot, ketiganya divonis bersalah.
Rey Utami diganjar mendekam dalam bui untuk setahun empat bulan. Sedangkan Pablo Benua dihukum penjara setahun delapan bulan. Adapun Galih Ginanjar Saputra yang merupakan mantan suami Fairuz, menerima hukuman paling lama yaitu kurungan penjara selama dua tahun empat bulan.

Terlepas dari kasus tersebut, Fairuz A. Rafiq sudah terkenal sejak lama sebagai seniman. Tak hanya mempunyai skill akting yang hebat, ia pun mewarisi bakat menyanyi dari sang ayah.
Fairuz ialah putri bungsu dari pedangdut legendaris tanah air, A. Rafiq. Mendiang ayahnya telah malang melintang sejak tahun 1970 silam. Salah satu tembang andalannya yang menjadi hits sepanjang masa ialah Pandangan Pertama yang rilis tahun 1978.

Pandangan Pertama laris manis di pasaran dan melambungkan nama A. Rafiq. Seperti sang mendiang ayah yang berkesenian, Fairuz juga terjun ke dunia entertainment untuk berkarier. Tak hanya pernah menjajal belantika musik Indonesia, ia bahkan bersinar sebagai aktris dan menekuni dunia akting.
Ayah tercintanya memang telah berpulang akibat serangan jantung di tahun 2013 lalu. Meski begitu, Fairuz dan suaminya saat ini (Sonny Septian) masih aktif meneruskan jejak kesuksesan A. Rafiq di di ranah seni.

Sebagai seniman, Fairuz telah melahirkan karya baik dalam seni peran maupun musik. Dunia akting pertama dijajalnya pada tahun 2008 lalu. Saat itu, ia bermain dalam FTV bertajuk seperti I Love You Somat.
Setelahnya ia bermain dalam film layar lebar berjudul Manusia Petir Jadi Sang Pembela. Deretan judul FTV pun telah ia bintangi. Di antaranya seperti Aku Kaki Ayahku (2015), Ajari Aku Bertaubat, Rumah Untuk Bapak, Hadiah Terindah Dari Anakku, serta Penggali Kubur Jadi Direktur di tahun 2016.

Pada tahun yang sama, ia aktif melakoni berbagai judul FTV lainnya. Selain Suamiku Selalu Merasa Paling Benar, ia juga bermain dalam Apa Salah Kami Sehingga Difitnah?, Air Mata Seorang Istri, Aku Diusir Karena Aku Penjual Timun Suri, dan Suamiku Penggali Kuburan Yang Jujur.
Fairuz jadi semakin sering tampil di layar kaca setelah bermain dalam Cermin Kehidupan: Tagihan Dari Alam Kubur dan Rejeki Itu Milik Allah.

Terinspirasi oleh sang ayah, ia juga sempat merilis single berjudul Cintaku pada tahun 2011 lalu. Dengan bantuan ayahnya yang bertindak sebagai rekan duet dan penulis lagu, Fairuz pun mulai menapaki kariernya sebagai penyanyi.
Single kolaborasi tersebut dikemas dengan unsur Rock Dangdut yang kental. Selain itu, detail instrument dengan ambience ala Timur Tengah turut disertakan ke dalamnya.

Single berikutnya ialah Pengalaman Pertama yang resmi rilis pada tahun 2013 lalu. Sedangkan karya musik lainnya kemudian menyusul diluncurkan pada tahun 2016 yakni sebuah lagu berjudul Eits.
Lagi-lagi, wanita kelahiran 6 Maret 1986 ini mengadopsi warna Dangdut yang berbeda dari karakter musik sang ayah. Lagu yang diciptakan oleh H. Rhoma Irama itu dibawakannya dengan balutan unsur Pop yang dominan dalam aransemennya. Alhasil, nuansa dan image yang tercipta pun terdengar lebih eksklusif serta modern.

Bersama Sonny, ia mengelola sejumlah bisnis berbagai bidang. Tak hanya merintis bisnis kuliner. Pasangan suami istri tersebut juga membentuk usaha yang maju di bidang fashion. Selain menyediakan busana muslim dan muslimah, berbagai baju untuk anak muda pun disediakan mereka.

Selain itu, Fairuz juga merupakan pemilik sebuah rumah sakit umum di kawasan Depok. RS tersebut dikelola bersama dengan keluarganya. Memiliki kekayaan dalam jumlah fantastis, kediaman Fairuz dan keluarganya pun tampak megah dan elit.
Kerap kali dirinya juga menggunakan mobil yang mewah. Bahkan dikatakan memiliki kapal pesiarnya sendiri. Meski demikian, faktanya Fairuz memilih untuk tidak mempubikasikan semuanya itu.